Para Peserta Didik SMK Negeri Ampera Pose Bersama Kepala SMKN Ampera dengan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi NTT dan Kabupaten |
Senin, 22 Mei 2023, Gubernur NTT, Bupati Alor dan
rombongan besarnya mengunjungi
SMAN Alor
Kecil dalam rangka penyerahan
bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Alokasi Umum (DAU) spesifik grant SMA/SMK
sekabupaten Alor Tahun Anggaran 2023.
Kepala Dinas Kabupaten dan Provinsi serta para kepala sekolah beserta jajarannya dari berbagai sekolah
telah
menghujani halaman SMA Negeri Alor Kecil sejak pada tadi, bahkan beberapan hari
yang lalu. Ada SMA Kristen 2 Kalabahi yang mendapat kesempatan bernyanyi. Ada SMA Santoyoseph
Kalabahi yang dipercayakan
untuk bermain dramband, dan
ada juga SMAN 1 Kalabahi yang dipercayakan untuk menari penyambutan Gubernur NTT
dan Bupati Alor bersama rombongannya.
Ada satu suasana yang sangat menarik saat itu. Menariknya, dari hasil pantauannya, seluruh peserta didik diarahkan untuk duduk di kursi yang urutannya dari pertama sampai keempat. Dan para pejabat selain Bupati Alor dan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur diminta oleh panitia untuk duduk di deret setelah para peserta didik. Menurut keterangan yang diperoleh, ini memang didesign oleh gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dan alsanan filosofinya ialah, para generasi muda inilah pemimpin masa depan.
Peserta Didik SMKN Ampera sedang mewawancarai Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Prov. NTT |
Dalam suasana itu, dengan
melihat kondisi yang ada, dan kesibukan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan
Provinsi Nusa tenggara Timur, Linus Lusi,S.Pd; M.Pd para peserta didik SMK
Negeri Ampera dapat berhasil mewawancarai Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bapak Linus Lusi,S.Pd; M.Pd.
“Di sekolah kami terdapat dua kejuruan yakni Farmasi dan Perawat.
Guru kejuruan kami ini belum pasti. Dan ini sangat berdampak pada proses
pembelajaran. Guru-guru kejuruan kami ini, tidak ada yang berstatus PPPK, apalagi PNS. Bagaimana
komentar Bapak”. tanya
Rahmadani, siswi SMKN Ampera kepada Kepala dinas Pendidikan Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Bapak Linus Lusi, S.Pd; M.Pd.
“Soal guru kejuruan yang mengarah kepada kedua jurusan ini memang secara
provinsi, kita mengalami situasi itu. Tetapi,
manajemen sekolah, Kepala Sekolah bersama komite, dan
dewan guru bisa merekrut atau mencari tahu tenaga-tenaga pengajar dari dunia medis yang mengerti
langsung keperawatan dan farmasi. Bisa
bekerja sama dengan Dinas kesehatan Kabupaten. Bekerja sama nota
kesepahaman sehingga, Perawat, apoteker Kabupaten Alor dengan kru-krunya bisa
menjadi guru tamu, nak.
Sehingga, kamu tidak kehilangan hal apa yang perlu kamu miliki. Contoh
perawat, di daerah Timur Tengah laku banyak, kan? Gajinya tinggi tetapi kalian juga harus menguasai kompetensi dan Bahasa
Inggris. Jangan tamat langsung balik ke desa, belum cukup, iyakan? Tetapi, kamu harus kuliah lagi, sehingga lulus, benar-benar bisa memenuhui permintaan kebutuhan daerah, Provinsi
maupun nasional
secara keseluruhan. Nanti, kita minta dorongan Kepalah Sekolahmu untuk bisa
merekrut dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, biar
mengcash baik akademik
maupun keterampilan. Supaya kamu paham betul-betul”, jawab Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
NTT, Bapak Linus Lusi,S.Pd; M.Pd.
Di kesempatan yang sama
pula para peserta didik, Rahmadani, selalu melontarkan banyak pertanyaan.
Pertanyaannya bercerita tentang nasib guru-guru kontrak yang akan dihapuskan,
yang kemudian guru-guru itu, akan mengajar dengan sukarela, yang informasinya akan dilaksanakan beberapa bulan yang akan datang ini.
“Guru sukarelawan merupakan guru yang peduli terhadap isi sekolah-sekolah (SMK Negeri Ampera) yang mana perawat dan farmasi, mereka itu tanpa digaji. Tanggung jawab sosial mereka, tanggung jawab moral mereka terhadap ilmu yang mereka peroleh terhadap adik-adiknya, ketika kakak mau datang, pasti dia senang menyanjikan ini. Kembali kepada sekolah, membangun komunikasi yang baik sehingga tetap berjalan. Tetapi, kami pemerintah provinsi juga menajdi PR yang berat supaya ada guru negeri yang bisa dikaryakan ke jurusan-jurusan Farmasi dan Perawat. Kan belum adakan, guru-guru negeri? Dan itu tantangan kami. Mudahan-mudahan, kita dorong sehingga ada formasi tentang guru-guru tersebut untk SMK Negeri Ampera”, jawab Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Semoga saja kedepan ada tenaga kesehatan perawat dan farmasi khususnya di lingkup dinas kesehatan bisa menjalin kerjasama dengan SMKN AMPERA dengan membangun komunikasi antara kedua belah pihak dan membentuk nota kesepahaman / MOU... Sehingga tenaga kesehatan perawat dan farmasi bisa juga menjadi guru tamu dan dapat menerapkan perannya sebagai edukator yakni dapat berbagi ilmu kesehatan kepada siswa siswi SMKN AMPERA jurusan farmasi dan perawat yang sesuai dengan standar kurikulum yang ditetapkan
ReplyDelete